Harga Saham Turun? Jangan Buru-Buru Jual, Pahami Strategi Averaging
harga-saham-turun-jangan-buru-buru-jual-pahami-strategi-averaging
KOLABORASI.COM, Jakarta – Saat memasuki dunia saham, faktor psikologis sangat berpengaruh dalam menentukan posisi jual atau beli. Kerap kali, psikologis kita akan bergejolak jika saham yang kita pilih dalam posisi melemah atau turun.
Lalu, apa yang perlu dilakukan jika kita dalam posisi seperti ini?
Kita perlu tahu apa itu strategi averaging. Strategi ini bisa jadi senjata ampuh bagi investor yang dalam posisi tekanan jual saat suatu saham sedang melemah. Untuk mengetahui lebih jelas bagaimana menerapkan proses strategi averaging, mari simak contoh berikut ini:
Investor A memiliki dana sebesar Rp1.000.000 dan membeli saham ABCD pada harga Rp100 per saham sebanyak 20 lot. Melalui transaksi ini, A harus merogoh kocek Rp200.000. Satu minggu berselang, harga saham ABCD milik A anjlok hingga ke level Rp70 per saham, sehingga A berpotensi mengalami kerugian 30%.
Pada posisi seperti A, strategi averaging bisa dilakukan dengan sisa dana yang dimilikinya yakni Rp800.000. Melalui dana ini, A kembali membeli saham ABCD pada harga Rp70 sebanyak 20 lot. Sehingga A memiliki total saham ABCD sebanyak 40 lot. Dari sini, A telah dua kali membeli saham ABCD pada dua level yakni Rp100 dan Rp70, sehingga setelah melakukan pembelian kedua pada Rp70, saham ABCD yang dimiliki A mengalami averaging menjadi Rp85.
Melihat harga averaging saham ABCD milik A yang masih di atas harga pasar Rp70, maka potensi kerugian A menjadi berkurang menjadi 17,6%. Cara serupa masih bisa dilakukan A agar harga averaging saham ABCD miliknya bisa di bawah atau selevel Rp70. Namun jika saham ABCD sudah kembali naik di atas Rp85, maka strategi averaging kamu sudah berhasil dan berpotensi mendapat keuntungan.
Contoh kasus yang dialami A bisa jadi juga menimpa setiap investor saham. Sehingga, kita perlu benar-benar mengantisipasi risiko penurunan harga saham dengan tidak menggunakan seluruh dana yang ada. Dengan begitu, para investor selalu punya potensi untuk menerapkan strategi averaging.
TAGS:
References (15)
- Edit Post Edit This Post within a Hour
- Hide Post Hide This Post
- Delete Post If inappropriate Post By Mistake
- Report Inappropriate content
- Edit Post Edit This Post within a Hour
- Hide Post Hide This Post
- Delete Post If inappropriate Post By Mistake
- Report Inappropriate content
- Edit Post Edit This Post within a Hour
- Hide Post Hide This Post
- Delete Post If inappropriate Post By Mistake
- Report Inappropriate content
WEBINAR
Harga Saham Turun? Jangan Buru-Buru Jual, Pahami Strategi Averaging
harga-saham-turun-jangan-buru-buru-jual-pahami-strategi-averaging
KOLABORASI.COM, Jakarta – Saat memasuki dunia saham, faktor psikologis sangat berpengaruh dalam menentukan posisi jual atau beli. Kerap kali, psikologis kita akan bergejolak jika saham yang kita pilih dalam posisi melemah atau turun.
Lalu, apa yang perlu dilakukan jika kita dalam posisi seperti ini?
Kita perlu tahu apa itu strategi averaging. Strategi ini bisa jadi senjata ampuh bagi investor yang dalam posisi tekanan jual saat suatu saham sedang melemah. Untuk mengetahui lebih jelas bagaimana menerapkan proses strategi averaging, mari simak contoh berikut ini:
Investor A memiliki dana sebesar Rp1.000.000 dan membeli saham ABCD pada harga Rp100 per saham sebanyak 20 lot. Melalui transaksi ini, A harus merogoh kocek Rp200.000. Satu minggu berselang, harga saham ABCD milik A anjlok hingga ke level Rp70 per saham, sehingga A berpotensi mengalami kerugian 30%.
Pada posisi seperti A, strategi averaging bisa dilakukan dengan sisa dana yang dimilikinya yakni Rp800.000. Melalui dana ini, A kembali membeli saham ABCD pada harga Rp70 sebanyak 20 lot. Sehingga A memiliki total saham ABCD sebanyak 40 lot. Dari sini, A telah dua kali membeli saham ABCD pada dua level yakni Rp100 dan Rp70, sehingga setelah melakukan pembelian kedua pada Rp70, saham ABCD yang dimiliki A mengalami averaging menjadi Rp85.
Melihat harga averaging saham ABCD milik A yang masih di atas harga pasar Rp70, maka potensi kerugian A menjadi berkurang menjadi 17,6%. Cara serupa masih bisa dilakukan A agar harga averaging saham ABCD miliknya bisa di bawah atau selevel Rp70. Namun jika saham ABCD sudah kembali naik di atas Rp85, maka strategi averaging kamu sudah berhasil dan berpotensi mendapat keuntungan.
Contoh kasus yang dialami A bisa jadi juga menimpa setiap investor saham. Sehingga, kita perlu benar-benar mengantisipasi risiko penurunan harga saham dengan tidak menggunakan seluruh dana yang ada. Dengan begitu, para investor selalu punya potensi untuk menerapkan strategi averaging.
Apr 11, 2023 last edited03 comments
References (15)
- Edit Post Edit This Post within a Hour
- Hide Post Hide This Post
- Delete Post If inappropriate Post By Mistake
- Report Inappropriate content
- Edit Post Edit This Post within a Hour
- Hide Post Hide This Post
- Delete Post If inappropriate Post By Mistake
- Report Inappropriate content
- Edit Post Edit This Post within a Hour
- Hide Post Hide This Post
- Delete Post If inappropriate Post By Mistake
- Report Inappropriate content
03 comments
willimes doe
12 june 2017 replyQuis autem velum iure reprehe nderit. Lorem ipsum dolor sit amet adipiscing egetmassa pulvinar eu aliquet nibh dapibus.
Qlark Jack
22 july 2017 replyQuis autem velum iure reprehe nderit. Lorem ipsum dolor sit amet adipiscing egetmassa pulvinar eu aliquet nibh dapibus.
Olivia Take
15 jan 2016 replyQuis autem velum iure reprehe nderit. Lorem ipsum dolor sit amet adipiscing egetmassa pulvinar eu aliquet nibh dapibus.